Thursday, February 12, 2009

bUKAN pUAISIIII

SATU
Adalah satu. Dan menjadi Satu
Tak ada dualitas
Jiwa kita telah berpadu
Memadu dalam kidung kasih yang mengharu biru
Sungguh aku tidak menipu
Sumpah di kalbuku ada cetak biru namamu.
Aku ingin kita teremanasi
Melebur mengalami penyatuan dalam seluruh dimensi, realitas dan paradigma
Maka kamu adalah aku
Aku adalah kamu
Tak terpisah. Dan tak ada dikotomi
Karena dikotomi pada hakekatnya bertentangan dengan fitrah jiwa kita yang punya hasrat menyatu.
Denganmu aku ingin menegaskan keesaan cintaku.

POLIGAMI
Dan jika fajar kearifan telah mengkerudungi jiwamu
Saat semua paradigma dan realita dibawah petunjuknya
Saat rasa egomu pupus hangus di atas sembah sujudmu
Saat kau tak lagi mendewakan akal apalagi nafsu serakah
Saat itu egkau dan aku akan bersaksi meyakini
“Poligami adalah syirik cinta yang terestui”

Mazhab Cinta MaRX-ian
Jujur, aku tidak ingin mereduksi cinta dengan menghakiminya pada sebuah hukum logika determinisme. Hanya karena berdasarkan fakta, bahwa cinta terkadang harus menerima nasibnya kalah di bawah kekuatan ekonomi; sebuah cinta yang tergadaikan, cinta yang kehilangan kedigdayaannya di bawah keperkasaan rupiah. Ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang
Aku tidak punya alasan kuat membantah kenyataan yang sangat begitu meyakinkan. Setidaknya begitu petunjuk akalku. Engkau boleh menuduhku picik, lemah atau apalah....??? Tapi perkenankan aku membela diri melakukan advokasi, sekedar untuk membacakan eksepsi “Bahwa dalam banyak sejarahku, determinisme ekonomi sangat begitu kuat menundukkan cinta”.
Lantas apakah aku seorang penganut mazhab cinta Marxian...???
Engkau boleh memberikan penilaian.. tapi saya yakin engkau tidak akan melakukan itu
Di samping karena aku tidak penting, juga mungkin karena kamu sadar bahwa kita memiliki epistimologi cinta yang berbeda...
Engkau melihat cinta pada ide awalnya; idealisme cinta yang menjadi mata air motivasi dan kreasi. Ada banyak karya agung; Taj Mahal.
Aku melihatnya pada sudut kecil realita cintaku, sumber segala teoriku.
Siapa yang benar??? Atau apakah pertanyaan itu sendiri yang tidak benar karena cinta menurutmu selalu benar, tak pernah salah
Apakah cinta-ku engkau juga devinisikan sebagai sebuah cinta dan karenanya juga benar...?????

No comments: